1. Cross Section.
2. Time Series.
3. Panel
1. Cross Section
Cross Section adalah sejumlah kumpulan data individu dalam satu waktu.
Contoh : Data total keuntungan sepuluh (10) perusahaan pada tahun 2012.
2. Time Series
Time Series adalah data sebuah perusahaan dalam kumpulan waktu.
Contoh : Data total keuntungan perusahaan ABC pada tahun 2000 - 2012.
3. Panel
Panel adalah data sejumlah kumpulan data individu dalam kumpulan waktu.
Contoh : Data total keuntungan sepuluh (10) perusahaan pada tahun 2010-2012.
Dalam pemodelan time series diperlukan keadaan stationeritas.
Stationeritas
adalah sejumlah data deret waktu (time series) yang memiliki nilai rataan dan
ragam yang konstan.
![]() |
Ilustasi1 Data yang stationer |
Sayangnya
hanya sedikit data time series yang stationer, karena data time series memiliki
keterikatan antar data (autokorelasi) dan tingginya fluktuasi data
time series (heteroskedastisitas)
Karena itu
diperlukan kondisi stationer pada data time series agar mampu menghilangkan
autokorelasi dan heteroskedastisitas pada data time series. Data stationer
mampu menghasilkan penduga parameter terbaik.
Terdapat 3 uji Stationeritas
1. Plot Data time series
2. Plot Correologram
3. Uji Unit
root (Augmented Dickey Fuller – ADF)
1. Plot data time series
Uji ini
dilakukan dengan melihat persebaran data.
Kelebihan:
Mudah dan
gampang dilakukan
Kekurangan:
Terlalu
subjektif.
Hasil
interpretasi tidak dapat dipertanggungjawabkan secara statistik.
![]() |
Ilustrasi 2 Data SBI tidak stationer pada tingkat level Data Return stationer pada tingkat level |
2. Plot
correologram (ACF dan PACF)
Uji ini
melihat dari nilai correologram apakah bernilai lebih dari nilai sk (selang
kepercayaan).
Hipotesis:
H0 =
stationer
H1 = tidak
stationer.
Hasil dari
uji hipotesis ini dilihat dari nilai p-value.
Kelebihan:
Hasil masih
dapat dipertanggungjawabkan secara statistik.
Kelemahan :
Pada
beberapa data, dapat dianggap tidak stationer.
![]() |
Ilustrasi3 Dari plot correlogram, diketahui bahwa data SBI tidak stationer pada tingkat level Dari plot correlogram, diketahui bahwa data Return stationer pada tingkat level |
3. Uji Unit
root (Augmented Dickey Fuller – ADF)
Hipotesis
H0 = tidak stationer (mempunyai unit root/akar unit)
H1 = stationer (tidak mempunyai unit root/akar unit)
H0 = tidak stationer (mempunyai unit root/akar unit)
H1 = stationer (tidak mempunyai unit root/akar unit)
Kelebihan:
Hasil dari
uji Unit Root lebih dipercaya dibanding uji-uji lainnya.
Uji Persamaan ADF
Persamaan dengan intercept saja.
Persamaan dengan intercept dan trend.
Persamaan tanpa trend dan tanpa intercept (none)
Persamaan dengan intercept dan trend.
Persamaan tanpa trend dan tanpa intercept (none)
Hipotesis uji ADF
H0 = δ ≠ 0 (has a unit root (tidak stationer))
H1 = δ = 0 (hasn’t a
unit root (Stationer)
![]() |
Ilustrasi 4 Pada taraf nyata 5%, data SBI tidak stationer pada tingkat level. Pada taraf nyata 5%, data return tidak stationer pada tingkat level |
Apa yang terjadi jika data yang tidak stationer tetap digunakan untuk pemodelan?
Hasil pemodelan menghasilkan penduga parameter yang tidak baik, kecuali
jika terjadi kointegrasi.
(Ditulis oleh Ivan Setiadi Tanujaya)
File untuk latihan.
Excel 2007
Eviews
(Ditulis oleh Ivan Setiadi Tanujaya)
File untuk latihan.
Excel 2007
Eviews
Jika ada pertanyaan, silahkan datang ke kantor SC
tolong dilengkapi penjelasannya
ReplyDeletealfa itu apa
betha itu apa
mendapatakannya darimana